Monday, September 30, 2013
Pejantan
Sukar,
Kerana aku bukan burung
Walau aku boleh diterbangkan
Boleh beri sedikit pelepah kau?
Agar ada berani
Agar ada solusi
Tentang terbang kita
yang ku tentang
dalam takut yang panjang
Saturday, September 28, 2013
Sepatu
Sepatu kaca, kecil molek
Di tengah taman, indah cantek
Tiada bersahut, bertuan
Dilihat hampa, tidak berteman
Aku duduk di tepinya,
Menanti gerangan pemiliknya
Sekadar meneman, si rapuh bersendiri
tik tik tik
renyai,
kuyup jarak masa berlalu
masih sepi
tik tik tik
masa berputar
sedang aku masih, duduk berteman kaca
lebih kuyup dari zahirnya
satu tubuh melintas, dalam gerimis yang sama
memegang kasut hitam, seiras pakaiku
kabur, dari jauh.
ku hela nafas panjang
setelah sedar,
kakiku beralas rumput, dari taman kekesalan.
Di tengah taman, indah cantek
Tiada bersahut, bertuan
Dilihat hampa, tidak berteman
Aku duduk di tepinya,
Menanti gerangan pemiliknya
Sekadar meneman, si rapuh bersendiri
tik tik tik
renyai,
kuyup jarak masa berlalu
masih sepi
tik tik tik
masa berputar
sedang aku masih, duduk berteman kaca
lebih kuyup dari zahirnya
satu tubuh melintas, dalam gerimis yang sama
memegang kasut hitam, seiras pakaiku
kabur, dari jauh.
ku hela nafas panjang
setelah sedar,
kakiku beralas rumput, dari taman kekesalan.
Friday, September 27, 2013
Umat Yang Terperangkap
Lagak menteri mengayuh sepeda
Kita kecil pada lidi - lidinya,
Kita pusing,
Taufan kita bolos, ribut tidak kita endah
Kita pusing
kita pusing
Sedang itu pak menteri duduk, tersenyum ke depan.
Monday, September 23, 2013
Basi
Harusnya aku tenang,
tidak mundar - mandir begini
depan ke belakang,
semula ke depan tanpa sedar
Cari apa?
Cari wang.
Untuk apa?
Kan mahu inflasi.
Sunday, September 22, 2013
Lain
Dihina, diherdik
Hanya kerna aku berbual dengan ayam
Hanya kerna aku berbual dengan kucing
Dengan pokok manggis, jambu, mempelam
Dia tidak sadar,
Aku tidak mati
Dalam gembira palsu
Dengan dia, kau
Berbual tentang dia, dia dan dia
Bergembiralah aku
dengan alam
yang tidak pernah mengkhianatiku
Saturday, September 21, 2013
Kaca
prang!
Berderai kaca dimuka
Berdarah di dada
Sakitnya sekali, tiada pergi
Sehingga mati
Jernihnya kaca, menyelusup hati
Setelah kau pergi
Mendekati
Dengan desah di bibir
Kaca itu mengalir lagi,
Menerobos pipi usang
Dari hari aku bersendiri.
Tuesday, September 17, 2013
Sama Serupa
Hari ini penuh kebiasaan. Seperti hari - hari semalam, mendongak ke langit meminta bermacam bagai dengan resah dalam keadaan compang camping.
Hari semalam akan menghantui hari esok, kalau hari ini sama dengan kelmarin.
Bukan
Dan aku masih keliru
Akan manusia yang bilang cinta
Terus terus mengadu tidak bahagia
Seperti malam
Mengadu ke matahari,
Kenapa kau tidak menemaniku tadi?
Monday, September 16, 2013
Hati
Pada sofia
Aku sebut kata – kata cinta
Bernada aneh tiada irama
Beralun jernih tiada bunga
Bersoal sepi tiada jawabnya
Pada sofhia
Aku terima kata – kata cinta
Bernada ikhlas tiada cela
Beralun ringkas dalam lagunya
Bersoal sepi tiada jawabnya
Yakinlah aku jendela itu usang
Mencela yang hanya memandang
Mengusir yang ingin mendekat
Mengadu angin tidak meniup
Mati, lemas dalam peluh sendiri.
Sunday, September 15, 2013
Semalam 2
Sakit DUKA!
Antara hati dan realiti
Ribut di hati tanpa fungus di hidung, tidurnya lena!
Resah di hati tanpa tempang di kaki, laju berlari!
Runut sosial sentiasa menemani
Menghibur sepi
Sepertinya kita duka
Mengadu sakitnya dunia
Seperti matahari terbit ke timur
Bersabarlah sayang,
Luka ini tidak lama,
Hanya menunggu kau celik menyengkang mata
Sadar betapa indahnya dunia
Huh,
Realiti dan mimpi seakan sama
Mentertawa cerita kita.
Friday, September 13, 2013
Semalam
Seperti mentari,
Bidadari mengejutku di kamar
Agar aku bangkit dari lena
Ku lihat sarapku tersedia
Bersama teh panas kesukaanku
Sedarlah aku sesuatu,
Bahwa semalam aku lemah,
Hilang, lenyap dari realiti,
Menang cuma dalam mimpi,
Yang akhirnya lenyap, sendiri.
Yang ku perlu hanya bangun,
Sambil pagi menyapa,
Membiar gelap hanya pada bayang,
Sujud di kaki semula
Aku rajanya aku
Saturday, September 7, 2013
Bukan Aku
Segalanya hanya bicara
Penuh janji akan usaha
Nikmat si pari kayangan
Dinoda serakah diri sendiri
Tewas
Pernah ditegur
Jangan didekat sayang
Dipatuk nanti tersembam sendiri
Bagaimana aku mahu tolong lagi?
Kalau bisa didamba sendiri
Tangan dirapat dekat ke dagu
Diminta bunga mekar tiada
Dicari teduh redanya tiada
Tinggal lah sendiri menghitung nasib
Apa khabar?
Aku sudah bukan aku.
Jaguh
Pantang murung dalam syurga
Jangan kau hembus raksasa binasa
Panjang merenung seraya noda
Jilat segala ludah durjana
Perlihat! perlihat!
Lenggok manusia membuta
Janji sumpah menjadi kusta
Mampus dalam kuasa
Kering dalam amalnya
Perlihat! perlihat!
kraaakkkk....
Subscribe to:
Posts (Atom)