Monday, June 30, 2014
Kisah Yang Remeh
cinta yang kau bilang agung itu remeh
pada kertas yang tersia
dan dakwat kusam
jadi jelingan gerobok usang
dan kulit jalang kita
berkeliaran
hingga sorga merengus
kalau kalau terlihat kita di lamannya
Saturday, June 21, 2014
Seorang lelaki dan dosanya
Gadis berseluar pendek,
Dan laki laki berakal jelek
Dunia ini duniamu
Dan punya teriak teriak itu
Sampai aku ini bermimpi
Sedang mengukur pinggang sendiri
Tuesday, June 17, 2014
Gadis petang di jendela
Di jendela kayu itu
ada gadis yang sedang mengadu
pada setiap merpati lalu
tentang suatu keraguan
akan erti bahagia
II.
Dia kulihat manis
senyum nya walau seribu arti
dan bibir yang sudah hampir mati
nyata basahnya ada di bibirku
yang senang
akan hal hal remeh yang dia sampaikan
III.
Hari ini bukan seperti selalunya
biar saja riak wajahnya kelihatan biasa,
tapi tidak hatinya
Dia tahu
yang langit sudah sedia mengangkatnya
ke satu hidup baru
dengan bayar cuma satu garis halus di muka
apalah,
kalau dibanding bahgia yang akan tiba!
Syukurlah
pada tiap tiap air yang lolos ke pipimu
akan hadir
angin yang menyembuh duka
dan alun alun hidup
yang memainkan; nada bahgia.
Sunday, June 15, 2014
Hati yang telah lama mati
Dari subuh lagi
cahayanya tiada lagi hadir
dalam limpah matari yang tersia
hidupnya terus ternoda
dan Tuhan itu hanya wujud
untuk dipersalahkan kita
Bapak.
Di kaki lima
Cela
Punya aku, duduk
Dan dia menyaraku,
Menampar salahku
Sampai aku bersakti
Mampu menitis air mata
Yang tiada pernah ku sangka hadir
Bergilir dengan memori kita lalui.
Harap engkau kekal indah
Seperti kami diindahi-mu.
Friday, June 13, 2014
Jiwa
Thursday, June 12, 2014
Suram
langitnya kelabu
kelihatan dari jauh mataku
tiada hujan ku lihat, guruh juga entah di mana
matari juga sembunyi, cahyanya samar samar menerobosi sisa awan
oh, hujannya berpesta di sini
di pandang paling dekat dari mata
di mata paling jauh dari pandang
Wednesday, June 11, 2014
Tanka from garden of words
Tuesday, June 10, 2014
Hujan dari Tuhan
Yang sentiasa bersukar senang
Dalam keramaian
Yang dipisah batu batu sempadan
Di antaranya
Semua memandang ke langit
Mengharap turunnya ketenangan
Dalam hati hati mereka
Sedang yang turunnya hujan
Monday, June 9, 2014
Terbang
Tiada apa lagi yang ada di sini
Abu penuh di kaki, musnah sudah segala janji
Tinggal saja bentak bentak remeh
Aku benar, sudah letih
Terbanglah!
Sorga sedang menunggumu.
Sunday, June 8, 2014
Hari terindah untuk pergi
Laluan yang mengenalkan aku pada kicau burung
Yang sedang bersenda, dengan angin - angin hidup
Tanpa gentar akan jatuh
Mencium bumi bersama hela akhirku
Walau cuma sementara
Kerna ia menghidupkanku
Dalam mencari hari
Hari terindah untuk ku pergi
Saturday, June 7, 2014
Satu Per Tiga
Teh pagi ini sedikit pahit,
Tidak ku tahu apa kerna airnya
Atau tersisip asing yang cuma pada lidahku
Ku hirup sedikit airnya
Panas
Sedang aromanya menerobos memori
Tentang senyum yang sudah tidak ku kenali
Aku harap pagi ini akan kekal selamanya
Biar rasanya pahit
Lega, aku masih punya senyum
Dan
Aku takut ianya akan hilang
Saat waktunya usai menjelang
Ku teruskan kerja,
Sesudah teh berbaki satu per tiga
Thursday, June 5, 2014
Hujan yang selalu ku amati
Kau berhujan di sana
kebasahan, tanpa siapa - siapa
cuma ada payung kau campak di sisi jalan
dan
di celah dua bangunan
kau mengadu nasibmu
Dinding itu setia mendengar apa kau tuturkan
tentang jerih hidup yang cuba kau sembunyi
setelah sekian lama ianya menjadi misteri
di balik senyum senyum kau hidangkan setiap pagi
pergilah awan hitam
bawa luka ini denganmu
cukuplah deras yang kau beri
sungai juga lama penuhnya
sehingga melimpah telah ke pipiku.
kalau saja hari ini itu semalam
Wednesday, June 4, 2014
Bahgia yang paling indah
Dan bahagia yang tertinggal itu,
Adalah milik kamu
Yang hadir dari tiap - tiap suka dan duka
Diolah jadi pedoman dan ketidakperluan
Sebagai jalan, untuk kekal sempurna
Aku kait cahaya bintang malam,
Sedikit demi sedikit
Sampai cahyanya persis matahari
Lalu ku lempar ke langit
Agar jelas ku lihat senyum kamu
Untuk kunikmatinya sempurna
Walau dalam pekat malam.
Tuesday, June 3, 2014
Kupu kupu siang
Dia terbang,
Dari satu dinding ke dinding yang lain
Tiada jalan keluar
Terperangkap dalam ruang yang tiada penuh
Terselindung dalam bayang yang tiada lusuh
Terang di mata, tapi tidak di qalb-nya
Dia mati, lalu kepaknya terus terbang
Ke rangka tingkap usang,
Tiada cermin, lopong
Kerana cinta yang selalu berbohong
Selamat
Semuanya sudah selesai
Dari luruh daunnya
Hingga gugur bunganya
Terus ke bumi
Terduduk dalam memori
Matarinya sudah tunduk
Burung juga telah pulang
Tinggal aku
Mengenang dosa semalam
Monday, June 2, 2014
Yang tidak pernah tua
si tua duduk di kaki lima
menagih makan dari siapa saja yang melintasinya
wajahnya sedih, sarat duka
kerna dia punya kehidupan yang muda
jiwanya hidup di opera lama
pada saat dia bahagia
sambil waktu jauh meninggalkannya.
memori itu tidak pernah berusia.
Orang yang paling bahagia
Mungkin kau orang paling bahagia
walau sering bermandi air mata
kerana jaraknya jauh
di antara
senyum dan tangis senja
Sunday, June 1, 2014
Cinta di sudut
Manusia itu selalu sibuk mencari cinta,
Sampai lupa
Dia itu sendiri adalah cinta
Yang lebih dari segalanya.