aku lihat pagar itu uzur
dari saat kau dirikan
untuk mengasing sebagian jiwa
dari sakit yang tidak sudah
aku hulur sedikit kayu
yang lebih usang dari kepunyaanmu
untuk dimakan api
dalam pesta kecil, bersenyum - senyum
antara kita
dan ketul - ketul habuan yang dipanggang
menghabis baki malam yang tinggal
akhirnya ku kenal pagi
dan lembutnya matari yang membelai
seperti senyum mu
dan pondok kayu ku
yang sudah sekian lama mintak dihapus
No comments:
Post a Comment