aku selalu mengadu
tentang sekelilingku yang mengabur penglihatan
bagai kabus, melenyap segala kebenaran
tentang dunia
aku selalu mengeluh
kerna harus meraba - raba pada dinding
bagai si buta, kerna risau tersadung jatuh
pada dosa
barangkali aku lupa
yang aku ini sebenarnya kabus itu
yang menelan hati sendiri, langsung dibiar mati
sedang seluruh tubuhku merelakannya
sambil menangis; tidak berdaya
No comments:
Post a Comment