Thursday, July 31, 2014

Ada pada hati


aku lihat pagar itu uzur
dari saat kau dirikan
untuk mengasing sebagian jiwa
dari sakit yang tidak sudah

aku hulur sedikit kayu
yang lebih usang dari kepunyaanmu
untuk dimakan api
dalam pesta kecil, bersenyum - senyum
antara kita
dan ketul - ketul habuan yang dipanggang
menghabis baki malam yang tinggal

akhirnya ku kenal pagi
dan lembutnya matari yang membelai
seperti senyum mu
dan pondok kayu ku
yang sudah sekian lama mintak dihapus

Tuesday, July 22, 2014

Tiada yang lebih indah


masing - masing
kepentingan asing - asing
dan beberapa longgok hitam
yang jadi tempat tinggal kita

bumi ini kotor sejak kita diami
kotornya
yang jadi singgahsana untuk sebahagiannya
boleh jadi rindu untuk pencinta
jadi singkat untuk pendosa
juga panjang untuk yang menanti sorga

sedang semuanya dalam kejalangan
masih tersisip pintu keinsafan
buat hati yang berduka
buat hati yang punya luka
juga hati yang baru percaya
sedang jalan Tuhan itu indah
dan kita tidak pernah menyadarinya

Monday, July 21, 2014

Manusia


kemanusiaan ini semakin janggal
pada bibir istana
juga sisa orang kita

saat semuanya usai
semua semua juga seperti selalunya
mengepuk kocek sendiri
lalu tidur
berbantalkan hati
yang lama tertinggal di mimpi siang
teruna dara yang selamanya sepi

Sunday, July 20, 2014

Hidup pada esok


pilihan yang ada untuk esok
dan dugaan yang datang dari semalam
tercebik bibir
menanyakan persoalan hidup
yang tiap satunya melemaskan

dan ku temukan sisa sisa hidup
pada kotak dewasa
ku hela tiap satunya ; dalam nafas
agar sebati dengan awan impian
yang ku baja sejak kecil
dengan angan yang diselang gelak tawa
kanak - kanak sebaya

hujan turun
dan pilihan itu jadi nyata
impian itu bukan lagi angan kosong
aku sudah tua
basah, dibanjiri air mata
di antara sesal dan gembira raja.

Saturday, July 19, 2014

Percaya


dan dari tikar sejadah
bermacam teriak halus ku kirim pada langit
agar ia terikat di balik awan
biar nanti saat hujan turun
dia terikut
dan membasuh luka luka semalam

Monday, July 14, 2014

Pergilah


di setiap sudut senyum ini
punya bisu
pada segalanya tentang kamu
dan cinta yang pernah kau bisik padaku ; selalu
sunyinya
      memamah tiap sendiku

biarkanku pergi, sayang
biarku
noda jalan yang kau suka
melintang susur arus yang kau puja
sampai cinta ini tersisa
     sampai kasih ini tersia
biarku terdiam sendiri
sampai cuma kau ketemu
saat hilang belai di pipi
waktu tinggal bibir di jari
kerna aku sudah mati
saat tiada lagi aku disisi

kau, yang tiada ku simpan di hati

Tiada Lagi Rindu Pada Sujud


saat perempuan itu kalah
laki laki itu seringkali menang dengan ketamakannya
dilupa kebijaksanaannya
sampai langit menangis
mengganti manusia
yang sudah lama kering air matanya

saat perempuan itu hilang
laki laki itu sering ada dengan keinginannya
pada setiap inci kehilangan
sampai bumi menangis
memerhati manusia
yang sudah lama sakit jiwanya

Saat kita itu telah mati
dan sujud sudah tiada lagi
rindu akan menangis
kerna disalahguna
pada dunia
dan sejengkal kemaluan kita

Saturday, July 12, 2014

Saat semuanya kabur, akan punya Satu yang terang

Embun ini seakan menghiris
Pada tali tali di antara
Memori yang terikat pada langit
Sampai aku merasa semuanya akan jatuh
Satu persatu melemaskanku
Di bawahnya

Saturday, July 5, 2014

Dunya


berdua, dalam gerimis
yang selalu muncul tiba - tiba dibawa angin
seiring hela nafasmu
dalam setiap keberadaan

dan diantaranya punya kemanusiaan
yang sekian lama hilang
di dalam keinginanmu
dan titis - titis ketakutanku

Tuesday, July 1, 2014

Hidup


Apa saja yang kita lalui, punya maknanya. 
Ia sama ada menghidupkan kita, atau mematikan kita 


cuma agar kita lebih kenal maknanya hidup.