Saturday, December 20, 2014

Kerajaan yang belum pupus

Aku itu cuma seseorang
Dari kita semua, yang dipimpin
Kerajaan lesu, tidak berakal
Rakyatnya terpijak, di tanah tergadai
Pemimpin gontai, koceknya tebal

Untung aku punya kamu
Yang mentadbir hatiku,
Memerintah bahgia, juga senyum tawa
Agar selalu hurungi aku
Sampai selamanya.

Sunday, December 14, 2014

Harapan

Kamu itu sangat ajaib
Kerna bisa menyusup ruang masa
Sehingga aku menemukanmu
Di hari tua
Dengan secawan teh dikongsi bersama
Dan selendang biru pemberianku; sempena hari lahirmu

Kini kita masih muda
Dan bertinggung pada angan
Yang masih belum ketemu

Monday, December 1, 2014

Dalam Doa


Bukan permata
juga mutiara yang ku idam
apatah lagi permaidani angan
penuh teliti sulamannya, dari awan paling halus
jauh sekali bintang malam
yang berkerdipan
pada setiap hari hari lelahku

Bawakanku nasihat tentang kesempurnaan
dan teguran saatku hanyut dalam kenikmatan
dinginkan aku yang dalam kemarahan
dan limpahilah aku dengan senyuman
dari sorga
saat aku melangkah ke dalamnya


Kita adalah kesempurnaan
yang memusnah
juga memenuh lorong celaka
di belakang kedai serbaneka
yang menjualnya

Kita adalah kegusaran
anak - anak muda
di saat kita tua

Sunday, November 30, 2014


mayat sebuah keberadaban

                 dan keberadaan
ada pada kita
pada kita
yang tiada maaf
juga sesal

yang telah sekian lama terkubur
dalam cacian
yang tiada putus

Monday, November 24, 2014

Selamat Pagi, Sayang!


Pagi jadi gelap
Tanpa cahya matahari yang menyusup matamu
Tenanglah
dan buka matamu dengan perlahan

Dunia belum pupus
Cuma aku yang menutup seluruh pandangmu

Sunday, November 23, 2014

Kemari, dan hapuskan ragumu

Kau bilang hari ini sugul,
menenggelamkan senyum yang pernah menyusul
ku tahu
Dan ku ragu
Kau sebut sebut akan malang,
Yang menimpa, saat kasihnya hilang
ku tahu
Dan ku ragu
Kau kata airmatamu akan gugur,
Mengalir terus pada sunyi yang tak pernah menjauh
ku tahu
Dan ku ragu

Dan ku terus ragu,
Dalam nikmat yang tiada putus, guna tiada ongkos.

Wednesday, November 5, 2014

Bukan Lagi Kamu


Di sisiku punya telfon,
dan hangat tubuhmu
yang selalu ku belai, dalam tidur
juga anganku
tentang esok
tentang lusa, dan harapan
agar dingin pagi
yang akan menelfonku, bukan lagi kamu

kerna dingin itu jauh sekali,
andai kamu sudah disisi.

Monday, November 3, 2014

Tentang Bunga 2


Kamu itu bunga
Yang ku kirim kepada diriku
Agar aku sentiasa sadar
Yang aku tidak harus mati,
sebelum mati menjemputku kembali

Tentang bunga


Oh bunga!
Yang selalu ku kirim
Bersama surat surat yang dibawa angin
Terus kepadamu

Apa khabar?
Kalau tidak kau rindu,
harap punya sedikit benci pada kejauhan ini
Sekitar sisa bunga,
Setelah terasing dari pohonnya

Wednesday, October 29, 2014

Tiada Lagi Sesal


Beberapa menit tinggal,
untuk jam kembali dan merenung nasib kita
Yang tunggal dalam amal
Juga sentiasa dalam dosa
dan malam mengira setiap bagian yang ada

Beberapa saat tinggal,
untuk nyawa kembali pada Pencipta
dan air mata
masih cuma untuk cintahi
yang gagal buat kesekian kalinya

Sunday, October 26, 2014

Surat Cinta buat Kamu


Besok mungkin tiada lagi
untuk dingin percik hujan
yang senang bermesra dengan lengan
saat ku intai kamu
dari tingkap hatiku

Malam ini sudah beralaskan bintang terang
dan senyum kamu
beransurlah awan hitam, lekas ke hatiku
biar hujan, biar ribut di sana
takkan terganggu, takkan ku-ngomelkan

Besok mungkin tiada lagi
Kerna hari ini telah ku sebutkan rindu, telah ku kirimkan cinta.

Saturday, October 18, 2014

Sayangku juga telah ku tinggalkan


Aku suka pantai
Jauh dari perempuanku di sisi
Di antara sejengkal mata kami
ada luas laut
dan jauh cinta yang hilang

Pada delapan malam
kita kembali ke ruang tidur
dan bercumbuanlah masing - masing
dengan sunyi
dan sepi degup hati kita

Monday, October 13, 2014

Putar


Kau itu sering gusar
Kerna selalu ada pada malam,
Semalam.

Bertenanglah
Akan kubawa pagi mendekat
Dan matahari perlahan menyeliputimu
Hari ini.

Lalu kita bersama,
Menikmati kedua siang dan malam
Dan dunia akan berputar kembali
Menyamankanku dengan malam
Dan menghiburmu dengan siang

Thursday, October 9, 2014

Angan yang tiada juang


Mengenangmu adalah sakit yang paling bahgia
Dari setiap senyum manismu
yang hadir diantara dua mata
dan tangis gembira
saat kau disatu cinta

Cinta aku itu sentiasa ada
menyaluti setiap luka lamamu
dan biarkan cinta kepunyaan kamu itu
menghadirkan senyum selamanya di wajahmu

Dan aku pulang
sebagai askar yang mundur
bukan kerana takut mati dihambat
tapi kerana perang yang lama tamat.

Monday, October 6, 2014

Tertinggalnya aku pada langit


ada kata yang sudah terlalu berat
untuk aku bawa mengadapmu
lalu aku tinggalkan
dan kau menanyakan tentangnya,
sentiasa

sampai kata itu resah, lalu berlari mendakapmu
kerna dia terlalu rindu
sampai tertinggal aku
kerna aku hanya beban,
yang perlunya cuma tiada

langsung dirinya itu diada - adakan pada langit
juga sajak kosong.

dan malam pun bertandang
sedang siang masih benderang

Thursday, October 2, 2014

Kembali pulang


ada dua langit
yang sering memerhati
dari atasku
juga atasmu
dan kita itu akan terus bersatu
dalam dunia yang terasing

sampai pulang ke tanah
sekali lagi kita terpisah
dua hidup berbeza
akhirnya langit yang sama

Sunday, September 28, 2014

Katanya bahagia itu ada pada dunia


Lorong ini akan selamanya sunyi
Pada kaki yang menderap dosa, terus...
menuju hati yang sentiasa rindu,
pada hening malam dan dinginnya air mata

Tuhan, selamatkanku dari dunia
yang sedang menyelamatkanku

Friday, September 26, 2014

Akhir.

Pohon ini sudah bertongkat
Bukan kerana rimbunnya buah,
Tapi kerana dahannya yang rapuh, tiada utuh

Akan tiba masanya, untuk aku mengundur diri
Dari kenangan dan segala amalan
Yang tiada pernah sempurna, tiada pernah agung
Bersendiri, menanti tugas seterusnya

Terima kasih matahari yang setia menerangiku
Juga bulan yang menemani sunyiku
Terima kasih angin yang menghidup anganku
Dan tanah yang mengikat jiwaku,
Dari lupa mana usulku

Sudah singkat, masanya
Tiada lagi redup untuk kamu
Dan ranting yang kadang gugur menyesak mata
Aku pergi
Pergi tanpa senyummu lagi.

Wednesday, September 24, 2014

Pahit


tiadalah lagi awan untuk ku kait
dalam mengalas langit hatimu
bintang juga telah lama padam
untuk ku hias dinding jiwamu
yang tinggal cuma sajak kosong
dan beberapa rokok yang ada
untuk ku lena
dan hilang seketika

Saturday, September 20, 2014

Tiada lagi


Aku ini cuma sisa dunia
Yang tiada dua, bersendiri tanpa teman
Selalu berselindung balik tabir puisi
Yang selalu saja diterbang ribut
Dan angin - angan semalam

Pada kedahanan realiti
yang rapuh, menunggu patah
aku berselingkuh
sepertinya menunggu mati

Thursday, September 18, 2014

Surat tanpa penerima

Ada beberapa kata
Yang ku kait kemas pada selai kain pemberianmu
Aku selit rapi di bantal, untuk ku bawa lena
Agar ada mimpi yang datang
Lalu memberi ruang untuk kita bersama walau seketika
Menatap dua mata
Di antara langit dan bumi siksa
Aku mahu bersuara

Terima kasih cinta.

Tuesday, September 16, 2014


"Dia itu selalu saja penuh dengan alasan, alasan untuk aku terus hidup."

Sunday, September 14, 2014

Hari bahgia


aku itu sedang dalam bahgia yang tidak bertepi
pabila ku lihat kamu itu bersenyum di sana
menikmati saat tibanya hari bahgia
juga saat bulan jatuh ke riba
untuk kau belai, bersama cahya dari keramaian itu

sunyi mengejut aku dari mimpi
dan menemanku
sampai tiada lagi langit, hujan dan dingin
sampai hidupku, keluar dari pelukan puisi

Monday, September 8, 2014

Ada pada mata


Langit menangis
Dan manusia yang berpusu - pusu
pada cinta dan kaseh sayang, yang terbuang

Hujannya dingin
Tapi masih gagal meredakan,
hangat semalam

Monday, September 1, 2014

Sering takut pada mati


Kita itu lebih takut pada malam
sedang siang itu lebih menakutkan 
jika malam selamanya hilang

Kita juga lebih takut pada hidup
sedang mati itu lebih menakutkan
buat hati yang selamanya tidak pernah sedia


Sunday, August 31, 2014

Pada Diri


Pada sungai
yang gah mengalir air di dalamnya
aku mohon, agar kekal lah kau mengalir
sampai bila bila
tunjukkan aku, tunjukkan
yang tiada apa boleh menghentikanmu
turunkan kayu, sampah atau segala batuan
kau masih mengalir, masih
teruslah kau
teruslah

Pada hati,
yang sekian lama menanggung macam bagai perasaan
lihatlah pada sungai
yang sekian mengalir dalam aral
juga sakit terhalang
terus saja, terus
terus saja, ke akhirnya

Pada aku
ia mengalir kerana punya air
sedang kau mataharinya
yang menyejat segala
yang membuat ku haus, lebih dari biasa


tiadalah lagi waktu
untuk mencanang bintang dan angan - angan
juga menghampar bulan dan rindu - rinduan
kerna malam itu sudah terlalu pekat
juga siang yang sudah terlalu terik
untuk alam duduk
minum petang bersamaku

kau sudah jauh, pada suria pagi
sedang aku menanti di matari siang
kau selesa nyaman
sedang aku mula diam, terbakar hilang

Friday, August 29, 2014

Malam yang penuh dengan keluhan


Pada helaian memori, dari kitab duka
punya segalanya tentang hidup
yang kalau boleh mahu diubah segalanya
helai demi helai
dari tinta ke air mata
di kain berhabuk, lama mengemis pada Tuhan

sepanjang keluhan pemuda itu
akan setiap impian yang diidam, karam
dia lupa
yang nyawanya masih ada
untuk satu lagi impian, yang belum terlintas di pikirnya.

Sunday, August 24, 2014

Kabus


aku selalu mengadu
tentang sekelilingku yang mengabur penglihatan
bagai kabus, melenyap segala kebenaran
tentang dunia

aku selalu mengeluh
kerna harus meraba - raba pada dinding
bagai si buta, kerna risau tersadung jatuh
pada dosa

barangkali aku lupa
yang aku ini sebenarnya kabus itu
yang menelan hati sendiri, langsung dibiar mati
sedang seluruh tubuhku merelakannya
sambil menangis; tidak berdaya

Friday, August 22, 2014

Pada Dosa Yang Menghukum Hati Seorang Laki - Laki


hari ini aku berteman petang
berbual tentang apa ku rasa, apa ku ingin
dari bangunku sampai saat ku hela namaMu
sedang aku terus dibuai senja
kemerahan, lantas lemas ia di mataku

aku teguk teh ini
pengganti bintang Bethlehem yang layu
bersama tempias dari gerimis
yang selalu muncul tiba - tiba
dari hati saorang pendosa.

Tuhan, salahku ini pada rindu
yang sekian lama bukan untukMu.

Pada Gerobok Itu


ada beberapa garis halus kelihatan di dahinya
menyambung titik - titik pada langit
yang sekian lama meneman hidupnya
juga jadi bayang saat tangisnya malam
dia itu angin yang meneman sebahgian sunyiku
juga tawa yang meneman senyumku
memainkan alun bahgia
pada hidup yang sengsara

pelbagai rahsia telah terungkai,
bermacam perkara sudah diusai
luka lama tinggal parut
air mata juga larut
pada gambar muda terselit pada buku lama
usang, dan penuh dengan habuk dosa

Thursday, August 21, 2014

Sekadarnya


Cuma seorang lelaki
yang menulis tentang pengalamannya
tentang binasanya manusia 
pada senyum dunia
dicatit olehnya pada awan
yang wujud melindungi
sekadarnya

cukuplah semampunya
bisa dihilang sunyi yang ada
dengan senyum tawa mereka
yang melindung hati dari duka.

Wednesday, August 20, 2014

Tua dan Muda


kita ini cuma manusia biasa yang slalu terjatuh di antaranya. Hidup ini boleh jadi sedang bermain dengan hari - hari kita atau kita yang sedang bermain - main dengan hidup yang sudah ditentukan hukum dari Tuhan. Segalanya mungkin, kerana siapalah kita; cuma manusia yang bergomol dengan nasib. Untungnya pada usia. Nasibnya masih baik kerana punya hidup untuk menghapus dosa. Atau segalanya itu akan lebih celaka kerna hidupnya cuma untuk berjudi akan nasib sampai umurnya panjang semata.

persoalannya, apa kita punya hari esok atau; apa kita punya sujud di hari esok?

Wednesday, August 13, 2014

Korupsi


Jahat itu bukan alasan untuk jadi baik
baik itu juga bukan alasan untuk jadi jahat
kerna kalau kau campur duanya
kau pasti akan berjaya
Jadi politikus kaya

Monday, August 11, 2014

Yang sebenar - benar


aku sudah tidak mampu
menempelak realiti
dengan sajak - sajak dingin
yang terbiar pada matari
stelah sekian lama cuba menghangatkannya

dan kamu itu sudah tiada
pada bibir cela
pada hati duka
kerna hakikatnya kamu itu sudah sempurna
pada senyum
yang sekian lama menghidup aku

Tidak sedar


Telfon di meja Dan beberapa helai surat terbiar
Saat ia tiada lagi dering
Tuhan hadir membalutku Akan manis sorga, tersedia

Monday, August 4, 2014

Kalau saja


Beberapa gulung filem
dan sebuah kamera lama
tersimpan rapi di laci meja
tidak lagi boleh diguna, rusak dimakan usia

ingin saja ku buang
tapi tidak mampu
karena aku adalah kamera usang
yang pernah merakam cinta kamu
dan gulung filem itu
adalah mimpi - mimpiku, tentang
semua senyummu untukku.

Saturday, August 2, 2014

Selamat Ber I'dulfitri


Selamat hari raya aidilfitri

Maaf jika ada yang terluka kerana setiap lakuku, sebutku, jeritku atau ketidaksenangan sesiapa pada keberadaanku di dunia ini. Pada setiap dentam mercun dan percik bunga api ini, diharap senyum kamu kamu itu sentiasa ada. Selitkan doa pada manusia manusia tertindas dan menindas agar bumi ini kekal dingin hujannya menyubur pokok pokok seluas pandang. Bukan lagi hujan peluru dan segala gala yang panas tapi mendingin mangsa kaku kehilangan nyawa.

Dan kematian itu sentiasa menyedihkan. 

termenung sambil melayan rambutan
teringat kasih yang hilang ceritanya
ku sisip doa tanda ingatan
yang jauh tenang, selamat selamanya



Friday, August 1, 2014

Dia dalam segalanya


tidurlah wahai permaisuri
yang ku simpan dalam berhala cinta
sekian lama ku puja puja
mengharap kasih cinta sempurna

ku lihat hujan
pertama kalinya turun dariku
coba menembus awan

                jauh

lepas dari pandangan


***********************************


tidurlah wahai hawa
dalam pelukan sorga
biar lemas
dalam setiap rahmat Tuhan
dan segala kebaikannya

tidurlah
aku akan mengejutmu
saat Tuhan telah idjinkanku
untuk lemas bersamamu
dalam cinta sorga sempurna

Thursday, July 31, 2014

Ada pada hati


aku lihat pagar itu uzur
dari saat kau dirikan
untuk mengasing sebagian jiwa
dari sakit yang tidak sudah

aku hulur sedikit kayu
yang lebih usang dari kepunyaanmu
untuk dimakan api
dalam pesta kecil, bersenyum - senyum
antara kita
dan ketul - ketul habuan yang dipanggang
menghabis baki malam yang tinggal

akhirnya ku kenal pagi
dan lembutnya matari yang membelai
seperti senyum mu
dan pondok kayu ku
yang sudah sekian lama mintak dihapus

Tuesday, July 22, 2014

Tiada yang lebih indah


masing - masing
kepentingan asing - asing
dan beberapa longgok hitam
yang jadi tempat tinggal kita

bumi ini kotor sejak kita diami
kotornya
yang jadi singgahsana untuk sebahagiannya
boleh jadi rindu untuk pencinta
jadi singkat untuk pendosa
juga panjang untuk yang menanti sorga

sedang semuanya dalam kejalangan
masih tersisip pintu keinsafan
buat hati yang berduka
buat hati yang punya luka
juga hati yang baru percaya
sedang jalan Tuhan itu indah
dan kita tidak pernah menyadarinya

Monday, July 21, 2014

Manusia


kemanusiaan ini semakin janggal
pada bibir istana
juga sisa orang kita

saat semuanya usai
semua semua juga seperti selalunya
mengepuk kocek sendiri
lalu tidur
berbantalkan hati
yang lama tertinggal di mimpi siang
teruna dara yang selamanya sepi

Sunday, July 20, 2014

Hidup pada esok


pilihan yang ada untuk esok
dan dugaan yang datang dari semalam
tercebik bibir
menanyakan persoalan hidup
yang tiap satunya melemaskan

dan ku temukan sisa sisa hidup
pada kotak dewasa
ku hela tiap satunya ; dalam nafas
agar sebati dengan awan impian
yang ku baja sejak kecil
dengan angan yang diselang gelak tawa
kanak - kanak sebaya

hujan turun
dan pilihan itu jadi nyata
impian itu bukan lagi angan kosong
aku sudah tua
basah, dibanjiri air mata
di antara sesal dan gembira raja.

Saturday, July 19, 2014

Percaya


dan dari tikar sejadah
bermacam teriak halus ku kirim pada langit
agar ia terikat di balik awan
biar nanti saat hujan turun
dia terikut
dan membasuh luka luka semalam

Monday, July 14, 2014

Pergilah


di setiap sudut senyum ini
punya bisu
pada segalanya tentang kamu
dan cinta yang pernah kau bisik padaku ; selalu
sunyinya
      memamah tiap sendiku

biarkanku pergi, sayang
biarku
noda jalan yang kau suka
melintang susur arus yang kau puja
sampai cinta ini tersisa
     sampai kasih ini tersia
biarku terdiam sendiri
sampai cuma kau ketemu
saat hilang belai di pipi
waktu tinggal bibir di jari
kerna aku sudah mati
saat tiada lagi aku disisi

kau, yang tiada ku simpan di hati

Tiada Lagi Rindu Pada Sujud


saat perempuan itu kalah
laki laki itu seringkali menang dengan ketamakannya
dilupa kebijaksanaannya
sampai langit menangis
mengganti manusia
yang sudah lama kering air matanya

saat perempuan itu hilang
laki laki itu sering ada dengan keinginannya
pada setiap inci kehilangan
sampai bumi menangis
memerhati manusia
yang sudah lama sakit jiwanya

Saat kita itu telah mati
dan sujud sudah tiada lagi
rindu akan menangis
kerna disalahguna
pada dunia
dan sejengkal kemaluan kita

Saturday, July 12, 2014

Saat semuanya kabur, akan punya Satu yang terang

Embun ini seakan menghiris
Pada tali tali di antara
Memori yang terikat pada langit
Sampai aku merasa semuanya akan jatuh
Satu persatu melemaskanku
Di bawahnya

Saturday, July 5, 2014

Dunya


berdua, dalam gerimis
yang selalu muncul tiba - tiba dibawa angin
seiring hela nafasmu
dalam setiap keberadaan

dan diantaranya punya kemanusiaan
yang sekian lama hilang
di dalam keinginanmu
dan titis - titis ketakutanku

Tuesday, July 1, 2014

Hidup


Apa saja yang kita lalui, punya maknanya. 
Ia sama ada menghidupkan kita, atau mematikan kita 


cuma agar kita lebih kenal maknanya hidup.

Monday, June 30, 2014

Kisah Yang Remeh


cinta yang kau bilang agung itu remeh
pada kertas yang tersia
dan dakwat kusam
jadi jelingan gerobok usang

dan kulit jalang kita
berkeliaran
hingga sorga merengus
kalau kalau terlihat kita di lamannya

Saturday, June 21, 2014

Seorang lelaki dan dosanya

Gadis berseluar pendek,
Dan laki laki berakal jelek
Dunia ini duniamu
Dan punya teriak teriak itu
Sampai aku ini bermimpi
Sedang mengukur pinggang sendiri

Tuesday, June 17, 2014

Gadis petang di jendela

I.

Di jendela kayu itu
ada gadis yang sedang mengadu
pada setiap merpati lalu
tentang suatu keraguan
akan erti bahagia


II.

Dia kulihat manis
senyum nya walau seribu arti
dan bibir yang sudah hampir mati
nyata basahnya ada di bibirku
yang senang
akan hal hal remeh yang dia sampaikan


III.

Hari ini bukan seperti selalunya
biar saja riak wajahnya kelihatan biasa,
tapi tidak hatinya
Dia tahu
yang langit sudah sedia mengangkatnya
ke satu hidup baru
dengan bayar cuma satu garis halus di muka
apalah,
kalau dibanding bahgia yang akan tiba!

Syukurlah
pada tiap tiap air yang lolos ke pipimu
akan hadir
angin yang menyembuh duka
dan alun alun hidup
yang memainkan; nada bahgia.




Sunday, June 15, 2014

Hati yang telah lama mati


Dari subuh lagi
cahayanya tiada lagi hadir
dalam limpah matari yang tersia
hidupnya terus ternoda

dan Tuhan itu hanya wujud
untuk dipersalahkan kita

Bapak.

Di kaki lima
Cela
Punya aku, duduk
Dan dia menyaraku,
Menampar salahku
Sampai aku bersakti

Mampu menitis air mata
Yang tiada pernah ku sangka hadir
Bergilir dengan memori kita lalui.

Harap engkau kekal indah
Seperti kami diindahi-mu.

Friday, June 13, 2014

Jiwa


Yang usang

perlu dihempas; pecah
agar punya ruang
baru

untuk kekal
sebagai hidupan
yang hidup jiwanya

Thursday, June 12, 2014

Suram


langitnya kelabu
kelihatan dari jauh mataku
tiada hujan ku lihat, guruh juga entah di mana
matari juga sembunyi, cahyanya samar samar menerobosi sisa awan

oh, hujannya berpesta di sini
di pandang paling dekat dari mata
di mata paling jauh dari pandang

Wednesday, June 11, 2014

Tanka from garden of words


A faint sound of thunder
Cloudy skies
Perhaps it will rain
Will you not stay?


A faint sound of thunder
Even if rain comes not
I will stay here
If you, too, stay.




-Tanka poem from 'The Garden of Words'-

Tuesday, June 10, 2014

Hujan dari Tuhan


Manusia di pinggir bandar
Yang sentiasa bersukar senang
Dalam keramaian
Yang dipisah batu batu sempadan
Di antaranya

Hari sudah menjemput guruh
Semua memandang ke langit
Mengharap turunnya ketenangan
Dalam hati hati mereka
Sedang yang turunnya hujan

Yang sentiasa dihantar Tuhan
Untuk bibir - bibir yang kering dari senyuman

Monday, June 9, 2014

Terbang

Tiada apa lagi yang ada di sini
Abu penuh di kaki, musnah sudah segala janji
Tinggal saja bentak bentak remeh
Aku benar, sudah letih

Terbanglah!
Sorga sedang menunggumu.

Sunday, June 8, 2014

Hari terindah untuk pergi

Jalan ini dirasa hampir ke hujungnya
Laluan yang mengenalkan aku pada kicau burung
Yang sedang bersenda, dengan angin - angin hidup

Mahu aku terbang sepertinya, singgah di tiap dahan ku suka
Tanpa gentar akan jatuh
Mencium bumi bersama hela akhirku

Perjalanan ini akan ku teruskan
Walau cuma sementara
Kerna ia menghidupkanku
Dalam mencari hari
Hari terindah untuk ku pergi

Saturday, June 7, 2014

Satu Per Tiga

Teh pagi ini sedikit pahit,
Tidak ku tahu apa kerna airnya
Atau tersisip asing yang cuma pada lidahku

Ku hirup sedikit airnya
Panas
Sedang aromanya menerobos memori
Tentang senyum yang sudah tidak ku kenali

Aku harap pagi ini akan kekal selamanya
Biar rasanya pahit
Lega, aku masih punya senyum
Dan
Aku takut ianya akan hilang
Saat waktunya usai menjelang

Ku teruskan kerja,
Sesudah teh berbaki satu per tiga

Thursday, June 5, 2014

Hujan yang selalu ku amati


Kau berhujan di sana
kebasahan, tanpa siapa - siapa
cuma ada payung kau campak di sisi jalan
dan
di celah dua bangunan
kau mengadu nasibmu

Dinding itu setia mendengar apa kau tuturkan
tentang jerih hidup yang cuba kau sembunyi
setelah sekian lama ianya menjadi misteri
di balik senyum senyum kau hidangkan setiap pagi

pergilah awan hitam
bawa luka ini denganmu
cukuplah deras yang kau beri
sungai juga lama penuhnya
sehingga melimpah telah ke pipiku.

kalau saja hari ini itu semalam

Wednesday, June 4, 2014

Bahgia yang paling indah

Dan bahagia yang tertinggal itu,
Adalah milik kamu
Yang hadir dari tiap - tiap suka dan duka
Diolah jadi pedoman dan ketidakperluan
Sebagai jalan, untuk kekal sempurna

Aku kait cahaya bintang malam,
Sedikit demi sedikit
Sampai cahyanya persis matahari
Lalu ku lempar ke langit
Agar jelas ku lihat senyum kamu
Untuk kunikmatinya sempurna
Walau dalam pekat malam.

Tuesday, June 3, 2014

Kupu kupu siang

Dia terbang,
Dari satu dinding ke dinding yang lain
Tiada jalan keluar
Terperangkap dalam ruang yang tiada penuh
Terselindung dalam bayang yang tiada lusuh
Terang di mata, tapi tidak di qalb-nya

Dia mati, lalu kepaknya terus terbang
Ke rangka tingkap usang,
Tiada cermin, lopong
Kerana cinta yang selalu berbohong

Selamat

Semuanya sudah selesai
Dari luruh daunnya
Hingga gugur bunganya
Terus ke bumi
Terduduk dalam memori

Matarinya sudah tunduk
Burung juga telah pulang
Tinggal aku
Mengenang dosa semalam

Monday, June 2, 2014

Yang tidak pernah tua


si tua duduk di kaki lima
menagih makan dari siapa saja yang melintasinya
wajahnya sedih, sarat duka
kerna dia punya kehidupan yang muda
jiwanya hidup di opera lama
pada saat dia bahagia
sambil waktu jauh meninggalkannya.

memori itu tidak pernah berusia.


Orang yang paling bahagia


Mungkin kau orang paling bahagia
walau sering bermandi air mata
kerana jaraknya jauh
di antara

senyum                                                        dan                                                                tangis senja

Sunday, June 1, 2014

Cinta di sudut

Manusia itu selalu sibuk mencari cinta,
Sampai lupa
Dia itu sendiri adalah cinta
Yang lebih dari segalanya.

Wednesday, May 28, 2014

Petang tanpa senyum

Aku lihat sayu pada matamu
Pipimu berbekas sepi
Bibirmu merekah kekeringan 
Dalam senyum yang kelabu

Aku sentuh lembut muka itu
Didekat mata menatapmu
Lalu ku bisik,
"Apa dosaku, ez?"

Dia tunduk
Menolak lembut tanganku
Sampai langit menangis
Menemanku pergi
Menjarak arus di pipinya
Hingga wajahku kebasahan
Di dalam senja, gerimis yang samar.

Sunday, May 25, 2014

Malam

Sajak ini janggal
Kerana ia bukan lagi dari hati
Atau dari langkah jauhnya kaki
Tapi cuma dari pikir nakal
Manusia manusia yang hilang akal

Tahun yang tertinggal di hari hari lepas

Adakah orang tua itu yang berjalan di depanmu?
Adakah dia
Adakah dia
Aku.

Hari hari tua
Untuk seorang muda
Yang terperangkap ditahun lahirnya

Adakah orang tua itu yang meniti senyum lebarmu?
Adakah dia
Adakah dia
Kita.

Tuesday, May 20, 2014

Sampai Nanti

Burung gagah
di kota rimau
Mencari gua indah
Dari dalam atau luar
Dari depan atau belakang

Burung gagah
Hilanglah kau di mata
Pupuslah kau selamanya
Biar sedikit
Biar secukupnya
Sampai Tuhan kirimkan ajal

Murung

Indah itu seketika
Dari lahir bumi hingga hadir sangkakala
Dari libur muda hingga tertidur tua,
Tiap tiap saat dirasa hadir
Menjamah menit menit tersisa
Dari hidup seorang perawan usang

Dia tahu dia sudah hilang
Dari hidup seorang manusia
Kerna hartanya sudah tersisa
Pada sebuah dosa lama

Dia masih hidup
Berteman penjuru ruang itu
Bersama beberapa nota kuning
Tercatat segala suka lama dosa
Yang kini kekal membayangi senyumnya
Dia rindu, pada angan - angan yang tidak kunjung tiba

Monday, May 19, 2014

Selamat Lahir


hari hari sukar
untuk gadis yang sedang berjuang
di tali lusuh, seratnya rapuh
menanti jatuh matari ke baki sadarnya
tergantung pada langit,
tersisa pada bumi
lumpuh tubuh tapi yang pasti, bukan jiwanya

dia tidaklah kuat
dia bukanlah pejuang sasa
tapi dia percaya yang duka ini tidak lama
kerna dia percaya pasti akan ada cahaya
yangboleh jadi sampai tidak diakui mata
kerna bahgianya bukan kepalang
kerna senyumnya pasti ------------------------panjang
jauh _________ ke sorga dambaan.                     sana

Thursday, May 8, 2014

Pagi ke petang

Kau sudah berubah.

Mungkin. Mungkin juga itulah aku. Mungkin juga tanggapan yang berubah tentang aku. Mungkin juga, kau yang mengharapkan sesuatu yang lain dari kebiasaan. Mungkin cuma, mungkin.

Duduk di laman, punya burung hantu kecil. Sesat barangkali. Ketakutan melihatku dengan asap keluar perlahan dari bibirku. Dia belum kenal manusia barangkali. Jadi dia ketakutan. Kalau dia kenal, mungkin saja takut itu jadi benci. Kerana melihat jijiknya kita.

Sampai hari gelap, aku pulang. Dengan kekeliruan yang tiada hilang.

Monday, May 5, 2014

until death do us part


it was hard
for a crow to fly high
like no tomorrow, in the sky
it was mean, had no mean
for a boy who always dreamin.

im a stranger
who live like a loser

o yeaaah

miss you
all your bloody smiles
all your fuckin cries
even god still say  no
for a face to face, between us.

Malam, dan bintang bintang ilham

Hidup
yang tenang
dengan usaha usaha damai
mengelilingi matahari
menyempurnakan tahun
kalau kalau ia tergelincir
sudah hancur sebahagian 
tinggal lah debu
atau sejuk yang membeku

Bumi
yang kebiruan
dengan air air dan laluannya
mengelilingi hati
menyempurnakan hari
kalau kalau ia mati
sudah hancur sebahagian
tinggal lah hasad
atau dusta kekal terpahat

Sunday, May 4, 2014

Rindu

Sedang rindu itu tertanam, di atasnya punya rumah rumah kasih terbina. Anak kecil berlari dengan layang layang, si tua menikmati kretek mengira hari matinya penuh suka, penuh puas dengan apa yang berlaku.

Mungkinnya rindu itu akan jadi teman saat aku yang telah tertanam. Temannya daging sepi, tiada punya nyawanya. Sendiri berdua.

Siapa peduli kalau semuanya lebih baik dari apa yang dirancang.

Saturday, May 3, 2014

Kalau saja


kalau aku punya pantai,
pasti akan aku penuhkan
Dengan angin rindu kenangan bersama 
Agar panas mataharinya tidak terasa
Nyaman dibuai senyum - senyum kita

Kalau aku punya taman,
Pasti ku hias bunga - bunga kasih
Termeterai dalam hati sekian lama
Agar cantiknya kekal indah
Menidakkan hadir segala gundah

Kalau saja aku punya kamu
Akan ku tiup matamu
Agar terpejam sementara
Memberi peluang untuk ku kucup dahimu
Sedang kamu tersipu malu
Untuk selamanya.

Tuesday, April 29, 2014

Hati manusia


jujurnya serigala
dalam diri, bengis
mahukan segalanya
terus mengawal tuannya

dia akan pergi
tanpa kira
tanpa balasan
ditanya semua pada tuannya
bergantung makanan dihidang
bergantung amal terbentang

moga kamu terkawal, kawan
hingga neraka malu mendekatku.

Nasehat bunian


kita di awang awangan
dari amal yang tidak sampai
hingga nasehat yang tidak pernah dipeduli
dari cinta yang tidak pernah sempurna
hingga benci pada segala benda

kita di apung apung
masa pula memamah hidup sehari hari
sedang kita menelan pantas masa
dengan segala yang tiada makna

kita ini bunian
melihat amal sepatutnya
tapi tidak terlihat amal itu pada kita
hidupnya menyendiri
dalam kelam, salah sendiri.


Wednesday, April 23, 2014

Selalu saja

Aku di kaki lima
Yang punya peleseran berhidup segan
Juga punya korporat korporat muda bercukupnya tiada
Dan beberapa orang tua yang bermati lupa
Sibuk masing - masingnya
Dengan langkah pilihan

Semuanya ku perhati
Ada yang mengesot kaki tidak bermaya
Dia pula mendongak ke bawah
Dan ketawa ketawa garau diselangi hilai wanita berusia

Dan akhirnya tinggal aku
Berkaca mata hitam
Dengan tangan di dalam saku
Mengira dosa sendiri
Sambil berharap tiada siapa pun tahu
Mencebik bibir sendiri
Melupa - lupa apa yang terlintas.

Sunday, April 20, 2014

Aku ingin hilang

Kau melintas lagi di hadapanku,
Tidak menoleh, langsung terus
Buat aku bangkit dari duduk
Melambai belakang tubuhmu
Sedang wajahmu sudah terlalu biasa
Dalam hela nafasku sehari hari.

Aku ingin terbang
Pada bulan
Kerna aku mahu jadi indah
Dalam pelukan cahaya matari
Bahgia, bersama senyum kamu yang menutup mata.

Friday, April 11, 2014

Akhir

Tidaklah aku lewat
Untuk menyulam kehidupan ini
Jadinya indah
Seperti apa yang pernah aku angankan dulu
Bagai apa yang kita usulkan semalam
Disahut camar putih mengiakan segalanya

Kalau kalau aku mati, pergi
Akan aku hadiahkan jiwaku
Yang sentiasa tersenyum, sinis
Memandangmu bahgia, manis
Untuk hari hari kau yang pasti

Dan senyuman matamu
Saat kau melihatku dingin
Ku simpan segalanya
Sampai tersadung tangan sendiri
Tersungkur jauh di dalam hati

Thursday, April 10, 2014

Bunga indah

Dari kamar tidur
Kau kelihatan indah sekali
Tidurmu, dalam senyum
Ku tatap setiap inci dengan jariku, perlahan
Kau adalah hari - hari terindah untuk aku mati

Dalam hidup gelisah seorang laki - laki

Tuesday, April 8, 2014

Gadis kelainan

Hatinya sejuk
Gadis dari kota dan keramaian
Pabila dia melihat kelainan
Juga perubahan fiskal di sini

Dia tertanya tanya di geografi manakah ini?
Tidak lihat siapa pun
Tiada juga dengar bunyi bunyi hidup
Tapi tetap kuat rasa hidup di situ

Dia senang menyendiri di situ

Sedang gadis lainnya
Melompat dari hati ke hati
Meratap dari penjuru katil ke sudut lainnya
Dan juga terus menolak segala faham
Sampai fahamnya itu cuma bukan

Dia kekal duduk saorang bukan menyendiri
Mulutnya diam bukan terkunci
Dari imaginasi
Dia tahu realiti di hadapnya
Tinggal pintu ku buka
Ku tahu bahgia ada untukku
Setelah ku hadap
Hari hari sialku

Untuk satu pembaharuan
Setelah mimpi yang panjang

Saturday, April 5, 2014

Pasir halus dari saorang laki laki


beberapa baldi kecil, kotor
di kawasan cuci mata seorang laki laki
duduk dengan gitar lama di sebelahnya
coba mengukuh pasir untuk satu kediaman

tadinya jauh, kini ia mendekat
sedikit sedikit mendekat
ombak jahat! menguis binaanku
aku terlewatkan bentengnya
aku terlupa jadi pelindungnya
sampai masa,
dia luruh sehabisnya
bersama aku yang lemas merindukannya.

Kalau Sahaja


kalau sahaja sebelah mata ini mampu menangis.

dari dugaan dugaan yang muncul saat hari pagi, hingga sore, semuanya di catit pada kertas kecil dan dikumpul sedikit sedikit di dalam kotak memori. Tiba malam, diambil helaian itu dengan perlahan, diamati satu satu yang dilalui. Sehelai masalah diletak diantara telunjuk dan ibu jarinya.
Jam di dinding berdetak beberapa kali sebelum helaian itu ditiup, lalu terbanglah ia berputar semahunya ke penjuru katil. Pikirnya sudah melayang di setiap penjuru kamar menyusuri momen momen semalam, tentang apa yang dihidupi sehari hari.

laki laki itu tidak akan menangis. Biar sahaja hatinya terbakar, tercemar dengan dunia tapi dia tetap tidak akan menangis. Dia terlalu sibuk sempurnakan senyumnya. Dia tidak akan punya masa untuk menangis.

Sampai dia lupa, betapa nikmatnya air mata yang kering di pipi saat matari pagi mengejutmu dari tidur. Selamat pagi, jaka.



Thursday, April 3, 2014

kamu


untuk beberapa detik,
semuanya seakan berakhir
dari hari hari ku lalui
hingga hari hari kau tidak ku jejaki
kita biarkan ia lumpuh
asal kekal bersemi di hati
bersama semilir angin
yang puas ku semai
dari awal ku kenal manis senyummu




Wednesday, April 2, 2014

Lapar


lapar,
hari hari kita lapar
dari tiap tiap tersaji yang kita hentam,
tidak ada yang selamanya
hari ini aku lapar lagi

cinta.

Tuesday, April 1, 2014

Sangkakala

angin angin bertiup
menghembus mukaku
melayar seri lahirku
ke mana

dosa dosa bertalu
melalui hidupku
menghilang asal indahku
ke mana

dan aku nyanyikan lagu
beralun nada dukaku
mencari jalanmu
di mana

ku harap ada petunjuk
selain hidup si mabuk
yang ku mainkan di hari hariku

sampai ku kenal
segala gala yang tertinggal.

Saturday, March 29, 2014

Hujan


dari titik titik hujan 
yang turun malam ini
wujud aku di dalamnya
sedang keliru apa awan di langit
atau di ruang kepala
kerana lebatnya di pipi laki laki malang
bukan di payung gadis gadis jalang.

Thursday, March 27, 2014

Kaca dari langit


sibuk dengan daun - daun kering
yang bertaburan tidak dipeduli
diusapnya satu - satu
diramas lekat ke dada
dihidu tiap - tiap satu habuknya
mengharap wujud mata hati
yang sering disalah anggap

matanya tidak lagi melihat
ribuan pohon dihadapannya
sedang memain jutaan musika
untuk mereka yang berani, juga
untuk manusia yang tidak pernah kenal arti putus asa

Wednesday, March 26, 2014

Jatuh


aku mudah jatuh
sedikit duga sudah meresahkanku
sedikit rahsia sudah merimaskanku

kau ajaib,
kerna aku tidak jatuh ditolak
tapi jatuh
ditarik halus tangan kau.

Monday, March 24, 2014

Mhati.


hati itu inginkan sesuatu
yang bukan miliknya, bukan perlunya
dia lupa
dia telah mati
sebelum sempat dia hidup
melihat duniaNya.

Sunday, March 23, 2014

Bukan normal yang biasa - biasa


aku bukanlah sajak indah yang kau harapkan
bukan mimpi mimpi indah yang kau impikan
bukan juga semangat semangat yang kau inginkan
yang tiap satunya memberi makna, untuk kau hadam
juga yang memberi jiwa, untuk kau simpan

aku cuma kerusi lama
menampung saat kau tidak terhabis sajakmu
di meja rindu, berbekaskan kertas di pipimu
tidak mampu ku usap basah pipimu
tidak tahu ku memujuk jiwamu

tapi pastinya
tidak akan ku biarkan kau terduduk di tanah
yang mengheret duka di setiap malam-mu.

Saturday, March 22, 2014

Satu hati


aku punya dua hati
ku semai benih cinta pada satunya
sedang duka hidup pada sebaliknya

keduanya mereput sekali
kondisinya tidak lagi boleh dipulih
sama - sama hina,
sama - sama hilang
beza dari apa yang ku harapkan.

Friday, March 21, 2014

Gitar


Gitar merah ini seringkali dijadikan medium untuk aku luahkan segala apa yang berlaku sehari hari. Dari topik cinta ke suka suka malam yang bosan dia terus menjadi teman. Saat semuanya menidakkan wujud aku, dia terus ada bersandar di bilik tidur menanti aku pulang dengan pelbagai cerita.

warnanya sudah lusuh. Tidak pula lekat di tangan, atau kemerah merah di kulit dadaku berkat ku peluk malam hari.

aku takut, kalau kalau dalam tidak sedar
merah itu telah membekas dalam hati
bersama melodi rindu, halus
yang tidak mungkin ku tolak.

Thursday, March 20, 2014

Sedikit Hadiah Untuk Diri


Perjalanan kita berbeda
ia sudah dibaca aneh
dari tiap tiap sajak yang ku rasa hidup
ianya mati, jauh di sana
sampai aku sendiri lupa
di mana sakitnya

hari ini aku berteman petang
berbual tentang apa ku rasa, apa ku ingin
dari bangunku sampai saat ku hela namamu
sedang kau terus dibuai senja
kemerahan, tersenyum lantas lemas di dalamnya

aku teguk teh ini
pengganti bintang Bethlehem yang layu
bersama tempias dari gerimis
yang selalu muncul tiba - tiba
dari langit yang sentiasa kecewa.

Botol


ya, sudah hilang
sebotol kaca di gerobok kayu
bertatahkan habuk, lama tidak dibersih
sudah lopong susun-nya
entah siapa yang mengalih - alih

aku pegang apa yang tinggal
ingin ku usir habuk yang ada
bagai magis, semua yang ada merela digesel angin
dan;
habuknya terbang menyekat mataku
sampai tiada lagi air yang mengalir darinya

Wednesday, March 19, 2014

Puisi cinta yang hilang


Puisi cinta kini semakin kosong
mungkin kerana kita kosong dengannya
atau telah kosong seadanya.

Rindu


dia bukan lagi pagi yang mencelikkanku
bersama aroma menyenangkan
dari taman misteri, tidak ku ketahui
kau hilang    
                                sambil kau hela nafasku
mengucup hati menemanku menikmati malam

dia luluh,
dalam rindu yang sudah tidak ku sentuh.

Tuesday, March 18, 2014

Laut cinta


Laut itu cinta
hanya mampu ku sentuh
direnang jangan

pernah ku terjun
pikirku ia akan menjerut nafasku lalu menghela nyawa
tapi aku silap

ruangnya menelan
airnya mengasingkanku darinya
sampai kesunyian itu yang hampir membunuhku.

Monday, March 17, 2014

Surga Manusia


dalam keramaian pesta,
di tengah kota senyum duka
ada satu lorong ditengahnya
tidak berpenghuni 
sedang selainnya sesak, perempuan juga laki laki

aku lihat terang
ingin aku usul teroka,
mengemudi diri ini di celah lautan manusia
tapi aku langsung takut
kerana ianya penuh dengan bayang bayang mereka

kePerluan.


sedih
yang sudah hilang
datang kembali
kerana ia sudah sebati
bukan lagi dari tangis
tapi dari ketawa
yang sedang menangis.

Thursday, March 13, 2014

Kota Muda


sedang satu - satu mati,
kota itu menyala seterangnya
terang ini bukan lagi siang
gelap ini bukan lagi malam
kaedah berani dari jiwa jiwa berisi

tanah ini mahu runtuh
mahu gelungsur semuanya
menjauhi, lapis bumi yang sudah hilang restu
untung saja masih terikat
banyak pohon kecil, gersang dimamah parasit bumi

perjuangan ini akan berterusan
sampai matahari menyapa pagiku
sambil menyejuk darah mudaku.

Laki - laki tiada bayang


teganya dia menunggu esok
dengan bibir terkunci, bersendiri
tetaplah diteman hati berduri,
perlahan - lahan ditelan saat yang berteman minit
jauh terlihat, bayang lelaki separa nafas

hari ini mengganggu,
dengan jari tersemat pena
menunggu akhirnya kisah, rona
bidadari unggul yang penuh resah
dekat berhadap, bayang lelaki separa lihat
melihat minit - minit berbaki
untuk satu senyum akhir.

Wednesday, March 12, 2014

Selamat pagi


selamat pagi.

hari ini tidak sama dengan hari hari lainnya
dikejut beberapa muka yang amat ku kenal
berkeliaran di keliling katil
bermacam reaksi, pelbagai persepsi

aku tenung tiap satunya
ada dari masa silam
ada juga dari masa hadapan
atau ini kacukan dari keduanya

baring aku beralas peluh sendiri
menidakkan bahgia mimpi aku semalam
aku tahu hari ini perlu aku tempuh, dengan berani
seperti esok itu khas tercipta untukku

Sunday, March 9, 2014

Hujan dari hati


tidak, tidak.
kalau untuk punya segalanya itu bukan aku
bukan juga untuk segala sifat sifat yang kau jelas
tidak, tidak
kalau untuk ada masa sentiasa mendengar hidup kamu
bukan juga punya ruang untuk segala imaginasimu
tidak, tidak

aku bukan sesiapa, ya
bukan penutur ayat indah dari drama kegemaranmu
bukan pengarang plot romantis dari novel yang kau peluk sebelum tidurmu
aku bukan mereka, bukan

hakikatnya ini, lihatlah
cuma pengemis seksa, kesejukan
dalam hujan, lebat berguruh
ya, dari awan rindu yang sekian lama ku semai.

Friday, March 7, 2014

Bulan Penuh


malam ini bulan tersenyum
cuba menggembirakan hatiku
yang cuba wujud dari hilang
cuba hilang dari angin petang
yang bertiup songsang dari kebiasaan.

aku harap aku mampu jadi cahaya
yang mampu jadi punca
agar kau penuh bercahaya
untuk gembira penonton lainnya

siangku meleher matahari
malamku berambut bintang
kau ingin ku genggam, perlahan - lahan
hanya cahayamu terhalang tangan
tinggal jasadmu tidak tergapai

aku senyum ke bumi
berteman laut yang sedang memujuk diri.

Wednesday, March 5, 2014

Jiwa yang Telah Hilang


aku punya kegemaran
melihat pohon di luar sana
hijau daunnya, seakan memberi rasa yang hilang
dari angin - angin semalam
yang meniup luruh keringnya ia

rantingnya meliuk mengikut tiupan yang ada
mencipta harmoni, bersama hari ini
yang bakal ku pandang esok hari
setiap satunya berkecamuk, tidak sekata
masih ia membentuk bahagia

teringat, pasu kecil di tinggi meja
sayu melihat tingkap senja
gigih menunggu untuk disiram
air sakti mata seorang lelaki
yang sedang terlantar, merengus silap semalam.

Tuesday, March 4, 2014

Hati yang Rapuh


Memang ingin lari
tapi hati dirantai dingin seksa
dari kisah kisah yang bertaut
pada hati kecil yang lara

dinginnya bukan kepalang
aku sejuuuuuk sekali
rasa semuanya telah beku, retak satu persatu
berderai, tanpa jasad yang hilang

jiwa ini berantak
meneman kaki yang sudah lama tiada.

Hati yang Gundah


entah apa yang tinggal pada rokok ini
dari dulunya ku hirup
tidak putus panjangnya, tidak padam apinya
terus menyala dalam paru - paru sendiri

masih lagi aku duduk bersandar kenangan
menikmati pemandangan rindu
dengan sia sia siapa siapa sudi ketemu
dari setiap gembira ku hirup, sedih yang ku teguk
tanpa siapa menontonnya

entah apa yang tinggal pada hati ini
kalau keperawanan itu hilang, kepahlawanan sumbang
meniti tiap satu lebar dunia
yang sentiasa berwabak prasangka

hati ku cekalkan, dalam asap ku hembus tadi
supaya aku terus wujud
walau sedang ditelan, sepeluk kabus semalam.

Semalam yang Malas


aku dahaga, tapi malas bertanya
apa lagi ingin ke dapur mengambil segelas air
ingin saja terus ku teguk tanpa bibir terbuka
leher berombak hingga keringnya pergi
basah setiap inci ke seluruh tubuh

sepertinya aku malas
dalam semua perkara
dari pagi ke pagi, dari malam ke malam
sedang matari terus menyimpan gelapnya
di dalam hati ini
saat pandang ini terus silau, kerananya

Monday, March 3, 2014

Seakan Sempurna


semua akan jadi baik baik saja
kalau bukan cerah di langit, hujan pun bagus
kalau bukan ribut kecil, panas sedikit pun tidak apa
semuanya tenang, untuk hati yang cekal
jangan digundah hati pada pikir yang nakal
sedang harapan masih sinis memandangmu

semua akan jadi indah indah saja
kalau bukan manis di lidah, masam pun bagus
bukan masam membunuh, tetapi masam mengajar
yang rasa ini bukan gila, kekal ceritanya
kadang lidah boleh kebas, kadang lidas

aku tahu, ya
semuanya akan sempurna
selagi aku setia
selagi kita ada
ruang untuk menyempurnakannya

Saturday, March 1, 2014

Tertinggal


kakiku tempang, capik
tapi inginku tinggi, melangit
kalau tidak dapat gunung, puncaknya
terima saja khabar, kakinya.

bagaimana pemandangannya?
bagus, indah sekali

apa seronok?
paling, tidak terungkap

apa puas?
seperti tidak mahu turun!

terima kasih, kau menggembirakanku
aku kemas kembali beg ku bawa
siap, lutut kurapat keduanya
aku diam di kaki gunung mengenang suara kau

"nanti kita naik sekali, ya!"

Wednesday, February 26, 2014

Dongeng Antara Kita


tidaklah mereka itu buta
kerana cepat saja pandang kalau ada songsang
momen dia, bukan kita.
tentang mereka, bukan aku
satu satu dongeng
kabut dalam masyarakat.

aku rimas
entah bila mahu hilang prejudisnya
entah bila mahu gelong iri hatinya

sedang aku itu
terus pajuh menelan dongeng antara kita

Tuesday, February 25, 2014

Sadar

sudah puluhan tahun
tanah - tanah juga banyak hilang ditelan laut
bintang - binatang hilang mati jenisnya
siang dan malam
malam ke pagi

sedang aku masih menunggu
tanah juga binatang mengenal bintang
siang dan malam
malam ke sujudnya
seorang diri

sampai mati menjemput-ku bahgia.

Sunday, February 23, 2014

Rerama


ke kiri kanan
ke kiri kanan
ewah, seperti permaisuri

mungkin dia perlu jadi kepompong
agar punya ruang untuk pikir
yang indah itu rama - rama
bisa terbang pada semua bunga
bukan hanya menikmati dahan dosa.

Salam Rindu


Di antara siang dan malam itu ada angin
yang mengangkat jiwa - jiwa manusia
dari kota dan kunonya
yang selalu dijengkel mereka

Di antara kita itu ada jiwa
yang diangkat angin - angin bahgia
dari mata ke tawanya
yang selalu hilang entah ke mana.

Sampai rindu bersapa
jiwa Adam asal kita semua.

Saturday, February 22, 2014

Pantai


camar itu terbang
dari satu titik ke satu titik di udara
singgah sebentar di dahan patah
melihat aku 
yang sedang asyik memandangnya

gadis itu lalu
di antara kami
mematah pandang tadi
dengan liuknya
sedang kami pulang
tanpa hati di dalamnya.


Friday, February 21, 2014

Selamat


tanah ini berada di sini lagi
dari saat kau datang,
sehingga kembali pulang,
menyaksikan kau senyum mengingat lahir,
memandang kau tawa mengenang zahir
yang selalu ada 

sekembalinya aku
tidak akan terhenti
tunggulah kau, akan ku tiba lagi
selagi tidak dijemput mati

aku terus berputar
membawa semua suka duka manusia
sedang ku lihat kau yang paling bahagia

selamat ketemu. lagi.

Wednesday, February 19, 2014

2mm


aku hujan
yang akan singgah di setiap helai daunmu
tik
   tik
      tik
tik
   tik
      tik
menikmati liukmu saat kita bersentuhan
satu
dua
tiga
asyiiik
sampai aku lupa
tinggal 2mm sebelum aku ke tanah.

berulang kali.

Tuah


sedang tuah duduk di pinggir sungai
di atas batu sederhana
lesu tidak bermaya
merah tidak berwarna
melihat arus yang tidak putus

sedang sungai melihatnya
lebih deras dari dirinya
lebih ikhlas dari derunya
terus ke laut membawa berita
sampai jebat menangguk pipi
pada mimpi si tuah malang.

Thursday, January 30, 2014

Selamanya


Kalau ini yang terakhir,
usah gusar
usah ditangisi
kerna aku sudah menjadi bintang
meneman gelap malammu
terus angin memeluk tubuh
sampai engkau memeluk diri
buat aku terus hangat
tenang, senyum dalam hatimu

aku selalu ada.

Kekal

Asal semua bahasa
Dari makna ingin disampaikan
Dari lembut ke tempik
Dari pasar ke bilik tidur
Beremosi

Lihatlah
Dari digali akar
Sudah lali cukup daunnya
Sekadar lihat
Dari disemai benih
Sudah biasa dipetik bunganya
Sekadar pandang

Moga kembali bertaut kasih
Moga kekal ditelan hari
Sampai mati tidak bertandang
Sampai hidup tidak diharap

Wednesday, January 29, 2014

Sifat


genius.
bermain dengan semua
sedang bukan dalam permainan mana - mana
bukan juga dalam jenaka siapa - siapa
sesadarnya.

Bodoh.
Dimain oleh semua
Sedang seronok bermain
Sedang juga menikmati permainannya
Selupanya

Sedang aku dalam girang yang hilang.

Adat


Hujan sekali lagi
Sedang aku duduk di bawah matahari
Lencun, badan kebasahan
Sedang hati kekeringan
Gering sendiri.

Harapan


Biar sama - sama sejuk
Biar sama - sama kebasahan
Dingin
Sampai nanti aku diperlu
Sampai boleh kamu kupandu
Dari jalan semalam
Terus melepasi sempadan angan
Menawan selekoh selekoh hidup
Menyadar tangis semalam.

Sehingga hujan itu reda
Dalam kamu
Yang datang tinggalkanku

Sunday, January 26, 2014

Resah

engkau masa,
yang selalu aku sia - siakan,
agar hariku penuh dengan senyuman,
berkat ketawa kecilmu,
yang mendakap sadar,
nikmat secawan teh ku hirup.

engkau rasa
yang selalu aku tinggal - tinggalkan,
agar rindu itu hadir,
kerana bisikan suaramu,
yang melanggar angan,
sebuah bahgia lama

Sampai hariku bertemu dengannya.