Saturday, March 29, 2014

Hujan


dari titik titik hujan 
yang turun malam ini
wujud aku di dalamnya
sedang keliru apa awan di langit
atau di ruang kepala
kerana lebatnya di pipi laki laki malang
bukan di payung gadis gadis jalang.

Thursday, March 27, 2014

Kaca dari langit


sibuk dengan daun - daun kering
yang bertaburan tidak dipeduli
diusapnya satu - satu
diramas lekat ke dada
dihidu tiap - tiap satu habuknya
mengharap wujud mata hati
yang sering disalah anggap

matanya tidak lagi melihat
ribuan pohon dihadapannya
sedang memain jutaan musika
untuk mereka yang berani, juga
untuk manusia yang tidak pernah kenal arti putus asa

Wednesday, March 26, 2014

Jatuh


aku mudah jatuh
sedikit duga sudah meresahkanku
sedikit rahsia sudah merimaskanku

kau ajaib,
kerna aku tidak jatuh ditolak
tapi jatuh
ditarik halus tangan kau.

Monday, March 24, 2014

Mhati.


hati itu inginkan sesuatu
yang bukan miliknya, bukan perlunya
dia lupa
dia telah mati
sebelum sempat dia hidup
melihat duniaNya.

Sunday, March 23, 2014

Bukan normal yang biasa - biasa


aku bukanlah sajak indah yang kau harapkan
bukan mimpi mimpi indah yang kau impikan
bukan juga semangat semangat yang kau inginkan
yang tiap satunya memberi makna, untuk kau hadam
juga yang memberi jiwa, untuk kau simpan

aku cuma kerusi lama
menampung saat kau tidak terhabis sajakmu
di meja rindu, berbekaskan kertas di pipimu
tidak mampu ku usap basah pipimu
tidak tahu ku memujuk jiwamu

tapi pastinya
tidak akan ku biarkan kau terduduk di tanah
yang mengheret duka di setiap malam-mu.

Saturday, March 22, 2014

Satu hati


aku punya dua hati
ku semai benih cinta pada satunya
sedang duka hidup pada sebaliknya

keduanya mereput sekali
kondisinya tidak lagi boleh dipulih
sama - sama hina,
sama - sama hilang
beza dari apa yang ku harapkan.

Friday, March 21, 2014

Gitar


Gitar merah ini seringkali dijadikan medium untuk aku luahkan segala apa yang berlaku sehari hari. Dari topik cinta ke suka suka malam yang bosan dia terus menjadi teman. Saat semuanya menidakkan wujud aku, dia terus ada bersandar di bilik tidur menanti aku pulang dengan pelbagai cerita.

warnanya sudah lusuh. Tidak pula lekat di tangan, atau kemerah merah di kulit dadaku berkat ku peluk malam hari.

aku takut, kalau kalau dalam tidak sedar
merah itu telah membekas dalam hati
bersama melodi rindu, halus
yang tidak mungkin ku tolak.

Thursday, March 20, 2014

Sedikit Hadiah Untuk Diri


Perjalanan kita berbeda
ia sudah dibaca aneh
dari tiap tiap sajak yang ku rasa hidup
ianya mati, jauh di sana
sampai aku sendiri lupa
di mana sakitnya

hari ini aku berteman petang
berbual tentang apa ku rasa, apa ku ingin
dari bangunku sampai saat ku hela namamu
sedang kau terus dibuai senja
kemerahan, tersenyum lantas lemas di dalamnya

aku teguk teh ini
pengganti bintang Bethlehem yang layu
bersama tempias dari gerimis
yang selalu muncul tiba - tiba
dari langit yang sentiasa kecewa.

Botol


ya, sudah hilang
sebotol kaca di gerobok kayu
bertatahkan habuk, lama tidak dibersih
sudah lopong susun-nya
entah siapa yang mengalih - alih

aku pegang apa yang tinggal
ingin ku usir habuk yang ada
bagai magis, semua yang ada merela digesel angin
dan;
habuknya terbang menyekat mataku
sampai tiada lagi air yang mengalir darinya

Wednesday, March 19, 2014

Puisi cinta yang hilang


Puisi cinta kini semakin kosong
mungkin kerana kita kosong dengannya
atau telah kosong seadanya.

Rindu


dia bukan lagi pagi yang mencelikkanku
bersama aroma menyenangkan
dari taman misteri, tidak ku ketahui
kau hilang    
                                sambil kau hela nafasku
mengucup hati menemanku menikmati malam

dia luluh,
dalam rindu yang sudah tidak ku sentuh.

Tuesday, March 18, 2014

Laut cinta


Laut itu cinta
hanya mampu ku sentuh
direnang jangan

pernah ku terjun
pikirku ia akan menjerut nafasku lalu menghela nyawa
tapi aku silap

ruangnya menelan
airnya mengasingkanku darinya
sampai kesunyian itu yang hampir membunuhku.

Monday, March 17, 2014

Surga Manusia


dalam keramaian pesta,
di tengah kota senyum duka
ada satu lorong ditengahnya
tidak berpenghuni 
sedang selainnya sesak, perempuan juga laki laki

aku lihat terang
ingin aku usul teroka,
mengemudi diri ini di celah lautan manusia
tapi aku langsung takut
kerana ianya penuh dengan bayang bayang mereka

kePerluan.


sedih
yang sudah hilang
datang kembali
kerana ia sudah sebati
bukan lagi dari tangis
tapi dari ketawa
yang sedang menangis.

Thursday, March 13, 2014

Kota Muda


sedang satu - satu mati,
kota itu menyala seterangnya
terang ini bukan lagi siang
gelap ini bukan lagi malam
kaedah berani dari jiwa jiwa berisi

tanah ini mahu runtuh
mahu gelungsur semuanya
menjauhi, lapis bumi yang sudah hilang restu
untung saja masih terikat
banyak pohon kecil, gersang dimamah parasit bumi

perjuangan ini akan berterusan
sampai matahari menyapa pagiku
sambil menyejuk darah mudaku.

Laki - laki tiada bayang


teganya dia menunggu esok
dengan bibir terkunci, bersendiri
tetaplah diteman hati berduri,
perlahan - lahan ditelan saat yang berteman minit
jauh terlihat, bayang lelaki separa nafas

hari ini mengganggu,
dengan jari tersemat pena
menunggu akhirnya kisah, rona
bidadari unggul yang penuh resah
dekat berhadap, bayang lelaki separa lihat
melihat minit - minit berbaki
untuk satu senyum akhir.

Wednesday, March 12, 2014

Selamat pagi


selamat pagi.

hari ini tidak sama dengan hari hari lainnya
dikejut beberapa muka yang amat ku kenal
berkeliaran di keliling katil
bermacam reaksi, pelbagai persepsi

aku tenung tiap satunya
ada dari masa silam
ada juga dari masa hadapan
atau ini kacukan dari keduanya

baring aku beralas peluh sendiri
menidakkan bahgia mimpi aku semalam
aku tahu hari ini perlu aku tempuh, dengan berani
seperti esok itu khas tercipta untukku

Sunday, March 9, 2014

Hujan dari hati


tidak, tidak.
kalau untuk punya segalanya itu bukan aku
bukan juga untuk segala sifat sifat yang kau jelas
tidak, tidak
kalau untuk ada masa sentiasa mendengar hidup kamu
bukan juga punya ruang untuk segala imaginasimu
tidak, tidak

aku bukan sesiapa, ya
bukan penutur ayat indah dari drama kegemaranmu
bukan pengarang plot romantis dari novel yang kau peluk sebelum tidurmu
aku bukan mereka, bukan

hakikatnya ini, lihatlah
cuma pengemis seksa, kesejukan
dalam hujan, lebat berguruh
ya, dari awan rindu yang sekian lama ku semai.

Friday, March 7, 2014

Bulan Penuh


malam ini bulan tersenyum
cuba menggembirakan hatiku
yang cuba wujud dari hilang
cuba hilang dari angin petang
yang bertiup songsang dari kebiasaan.

aku harap aku mampu jadi cahaya
yang mampu jadi punca
agar kau penuh bercahaya
untuk gembira penonton lainnya

siangku meleher matahari
malamku berambut bintang
kau ingin ku genggam, perlahan - lahan
hanya cahayamu terhalang tangan
tinggal jasadmu tidak tergapai

aku senyum ke bumi
berteman laut yang sedang memujuk diri.

Wednesday, March 5, 2014

Jiwa yang Telah Hilang


aku punya kegemaran
melihat pohon di luar sana
hijau daunnya, seakan memberi rasa yang hilang
dari angin - angin semalam
yang meniup luruh keringnya ia

rantingnya meliuk mengikut tiupan yang ada
mencipta harmoni, bersama hari ini
yang bakal ku pandang esok hari
setiap satunya berkecamuk, tidak sekata
masih ia membentuk bahagia

teringat, pasu kecil di tinggi meja
sayu melihat tingkap senja
gigih menunggu untuk disiram
air sakti mata seorang lelaki
yang sedang terlantar, merengus silap semalam.

Tuesday, March 4, 2014

Hati yang Rapuh


Memang ingin lari
tapi hati dirantai dingin seksa
dari kisah kisah yang bertaut
pada hati kecil yang lara

dinginnya bukan kepalang
aku sejuuuuuk sekali
rasa semuanya telah beku, retak satu persatu
berderai, tanpa jasad yang hilang

jiwa ini berantak
meneman kaki yang sudah lama tiada.

Hati yang Gundah


entah apa yang tinggal pada rokok ini
dari dulunya ku hirup
tidak putus panjangnya, tidak padam apinya
terus menyala dalam paru - paru sendiri

masih lagi aku duduk bersandar kenangan
menikmati pemandangan rindu
dengan sia sia siapa siapa sudi ketemu
dari setiap gembira ku hirup, sedih yang ku teguk
tanpa siapa menontonnya

entah apa yang tinggal pada hati ini
kalau keperawanan itu hilang, kepahlawanan sumbang
meniti tiap satu lebar dunia
yang sentiasa berwabak prasangka

hati ku cekalkan, dalam asap ku hembus tadi
supaya aku terus wujud
walau sedang ditelan, sepeluk kabus semalam.

Semalam yang Malas


aku dahaga, tapi malas bertanya
apa lagi ingin ke dapur mengambil segelas air
ingin saja terus ku teguk tanpa bibir terbuka
leher berombak hingga keringnya pergi
basah setiap inci ke seluruh tubuh

sepertinya aku malas
dalam semua perkara
dari pagi ke pagi, dari malam ke malam
sedang matari terus menyimpan gelapnya
di dalam hati ini
saat pandang ini terus silau, kerananya

Monday, March 3, 2014

Seakan Sempurna


semua akan jadi baik baik saja
kalau bukan cerah di langit, hujan pun bagus
kalau bukan ribut kecil, panas sedikit pun tidak apa
semuanya tenang, untuk hati yang cekal
jangan digundah hati pada pikir yang nakal
sedang harapan masih sinis memandangmu

semua akan jadi indah indah saja
kalau bukan manis di lidah, masam pun bagus
bukan masam membunuh, tetapi masam mengajar
yang rasa ini bukan gila, kekal ceritanya
kadang lidah boleh kebas, kadang lidas

aku tahu, ya
semuanya akan sempurna
selagi aku setia
selagi kita ada
ruang untuk menyempurnakannya

Saturday, March 1, 2014

Tertinggal


kakiku tempang, capik
tapi inginku tinggi, melangit
kalau tidak dapat gunung, puncaknya
terima saja khabar, kakinya.

bagaimana pemandangannya?
bagus, indah sekali

apa seronok?
paling, tidak terungkap

apa puas?
seperti tidak mahu turun!

terima kasih, kau menggembirakanku
aku kemas kembali beg ku bawa
siap, lutut kurapat keduanya
aku diam di kaki gunung mengenang suara kau

"nanti kita naik sekali, ya!"