Sunday, November 3, 2013

Kitar


Seringkali kita bersenda tentang kesejukan,
kau mengadu dingin,
membuat tulang itu selalu dekat dengan kulit,
sampai aku memeluk,
semua hujan dari tempias ke pipi,
biar saja lengkung itu kekal menghiburku

Kau kata kau jatuh,
aku menidakkan sepenuh hati,
"tenanglah sayang, mana mungkin"
kerna lagak aku itu akar,
mengukuh kamu di tanah

Kalau kau jatuh, lalu apa yang ku papah?

purnama sudah bosan melihatku,
dekad separuh mendekat,
aku jauh melihat
dahan semakin rendang, akar semakin menebal
giat tanah memujukku,
tenanglah, kau punya lagi waktu
sebelum kembali ke asalmu.

2 comments:

APi said...

Sweet betei, haha

Haikal Blank said...

hahaha kalau sweet, dia kena alololo dulu.